KONFLIK
PENGERTIAN KONFLIK
Proses yang bermula ketika satu pihak
menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi atau akan secara negatif
mempengaruhi, sesuatu yang menjadi kepedulian pihak pertama. [ROBS]
Ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yg timbul karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya/pekerjaan yang terbatas atau
karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau
persepsi. [SUPS]
Konflik adalah situasi
yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi.
Konflik adalah sikap
saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang
memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan
sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat
berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1.
Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2.
Hambatan komunikasi
3.
Tekanan waktu
4.
Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5.
Pertikaian antar pribadi
6.
Perbedaan status
7.
Harapan yang tidak terwujud
KATEGORI KONFLIK
1.
konflik intrapersonal
2.
konflik interpersonal
3.
Konflik interkelompok
4.
Konflik antar kelompok
PROSES KONFLIK
Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi
tersebut tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan
oleh :
· Komunikasi
Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan
ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
· Struktur
Tuntutan pekerjaan
menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi
· Variabel Pribadi
Ketidaksukaan pribadi atas
individu lain
Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap
ini kondisi tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas
adanya konflik yang menciptakan peluang terjadinya konflik.
Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang
menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
Tahap III Maksud
Keputusan untuk bertindak dgn cara tertentu
a.
Persaingan : keinginan
memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan dampak pada pihak lain
dalam konflik tsb.
b. Kolaborasi : situasi yang di dalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya
saling memuaskan kepentingan semua pihak.
c.
Penghindaran : keinginan
menarik diri dari konflik
d. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik untuk memperlakukan
kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
e.
Kompromi : satu situasi yg
di dalamnya masing-masing pihak yang berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
Tahap IV
Perilaku
Pada
tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg
dibuat pihak-pihak yg berkonflik.
Tahap V
Hasil
Pada
tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau
Konflik Disfungsional.
STRATEGI
1.
Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi”
2.
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
1.
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama.
2.
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat
untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGENDALIKAN KONFLIK
Berkaitan
dengan dunia organisasi, konflikpun kerap kali terjadi misalnya saja konflik
antara pemimpin dengan yang dipimpinnya atau antara kelompok kerja yang satu dengan
yang lain. Konflik terjadi disebabkan oleh berbedanya kepribadian, kepentingan,
latar belakang sosial, budaya, agama dan sebagainya antara masing-masimg
indivdu dalam organisasi tersebut. Konflik tidak bisa dicegah melainkan hanya
bisa dikendalikan, dikelola, bahkan disinergikan menjadi sesuatu yang sangat
dinamis dan harmonis. Dan ini adalah tugas dari seorang pemimpin.dalam
kepemimpinannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa efektifitas kepemimpinan
seorang pemimpin adalah dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan
mengelola konflik begitu juga sebaliknya.
Komponen konflik
Secara
umum konflik terbagi atas tiga jenis seperti:
a.
Kepentingan (interest), yaitu sesuatu yang memotivasi orang
untuk melakukan atau tidak melakukan seuatu
b.
Emosi (emotion), yaitu sesuatu yang sering diwujudkan
melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia seperti marah,
benci, takut, dan lain-lain
c.
Nilai ( values ), yaitu komponen konflik yang paling susah
untuk dipecahkan sebab nilai merupakan hal yang tidak bisa diraba dan
dinyatakan secara nyata.
Sumber konflik
Sumber-sumber
konflik dapat dibagi menjadi lima, seperti:
a.
Biososial, pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi
sebagai sumber konflik. Berdasarkan pendekatan ini, frustasi sering
menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik
b.
Kepribadian dan Interaksi, termasuk di dalamnya adalah
kepribadian yang abrasive (suka menghasut), gangguan psikologi, kemiskinan,
keterampilan interpersional, kejengkelan, persaingan (rivalitas), perbedaan
gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan
c.
Struktural, konflik yang melekat pada struktur organisasi
dan masyarakat seperti yang disulut oleh kekuasaan, status, dan kelas sosial
d.
Budaya dan Ideologi, intensitas konflik dari sumber ini
sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama, dan budaya
e.
Konvergensi (gabungan), dalam situasi tertentu sumber-sumber
konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu
sendiri.
Proses pengendalian konflik
Proses
ini bermula dari persepsi konflik itu sendiri, apa komponennya dan dari mana
sumbernya, kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, imtervensi,
pemilihan strategi dan implementasi, serta evaluasi dampak yang ditimbulkan
dari konflik tersebut.
Cara-cara mengendalikan konflik
Dalam
mengendalikan konflik, cara-cara yang dapat dipakai adalah:
a.
Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk
mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan
b.
Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain,
dan memberikan argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut
c.
Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam
pengambilan keputusan atau memecahkan masalah secara efektif.
Selain
cara-cara yang disebutkan di atas ada beberapa cara lagi untuk mengendalikan
dan mengatasi konflik menurut Nader dan Todd dalam salah satu bukunya The Diputing Process Law in Teen Societies, yaitu:
a.
Bersabar (Lumping),
yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap untuk mengabaikan konflik begitu
saja atau dengan kata lain isu-isu dalam konflik tersebut mudah untuk diabaikan
meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut
b.
Penghindaran (Avoidance),
yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara
meninggalkannya
c.
Kekerasan / Paksaan (Coercian),
yaitu tindakan yang diambil dalam mengatasi konflik jika dipandang bahwa dampak
yang ditimbulkan membahayakan
d.
Negosiasi (Negotiation),
yaitu tndakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat
dilakukan oleh orang-orang yang berkonflik secara bersama-sama tanpa melibatkan
pihak keluarga
e.
Konsiliasi (Conciliation),
yaitu tindakan yang membawa semua yang berkonflik ke meja perundingan
f.
Mediasi (Mediation),
yaitu cara mengendalkan konflik dengan cara pihak-pihak yang berkonflik
tersebut menyerahkan penyelesaiannya kepada pihak ketiga
g.
Arbitrasi (Arbitration),
yaitu kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga
yang memiliki otoritas hukum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima
keputusannya
h.
Peradilan (Adjudication),
yaitu tindakan yang merujuk pada intervensi phak ketiga yang berwenang untuk
campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak-pihak yang berkonflik
itu menginginkan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Kamal, “Kepemimpinan
dalam Organisasi,” dalam http://nda-kamal.blogspot.com/html.
(21 Nopember 2009).
Rivai,
Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007).
Roman, “Peran Kepemimpinan dalam
Pengambilan Putusan,” dalam http://one.indoskripsi.com.
(21 November 2009).
diaisma 5 : mau bertanya...
BalasHapustolong jelaskan hambatan* yang ada dalam penyelesaian konflik ???
dewi pur 5 :bertanya...
BalasHapusbagaimana suatu konflik itu terjadi ??
bagaimana seorang pemimpin menyelesaikan konflik trsebut ??
arifatul f kel 3
BalasHapusbagaimana mencegah terjadinya konflik???menurut anda!!
eko septiani kel 6
BalasHapuscoba jelaskan fktor2 apa saja yang bisa menyebabkan konflik itu muncul?????????????
dwi teguh kel 6: mau tanya, jelaskan kategori konflik dan berikan contohnya ??????????
BalasHapussaya AHMAD KOHAR AL UZAKAR AZ ZAHRA dr klmpok 1, akan bertanya jika anda enjadi seorang peimpin dan dalam instansi yang anda pimpin terjadi konflik internal, bagai mana cara anda akan enyelesaikanna.??????????/
BalasHapusela fatmawati kel 6 : bertanya, strategi apa yang akan anda lakukan jika menemukan konflik antara perawat dan klien?? terima kasih
BalasHapussaya dewi paramitasari dari kel 4 inggin menjawab pertanyaan dari afifatun kel 3 cara penyelesaian konflik ada 5 :
BalasHapus1. menghindar
2.mengakomodasi
3.kompetisi
4.kompromi atau negosiasi
5.memecahkan masalah atau negosiasi
Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari Dewi Purwanti. Konflik itu akan terjadi jika terdapat dua pendapat dari staff / pelaksana yang berbeda dan pendapat itu tidak dapat terselesaikan. Sebagai seorang pemimpin hendaknya kita menerapkan strategi penyelesaian konflik yang meliputi : menghindari masalah penyebab konflik yang sekiranya tidak terlalu penting ; memberi kesempatan kepada orang lain untuk menemukakan strategi pemecahan masalah ; kompetisi ; kompromi dan dilanjutkan dengan pemecahan masalah.
BalasHapus