Senin, 07 November 2011

konflik


KONFLIK

PENGERTIAN KONFLIK
Proses yang bermula ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang menjadi kepedulian pihak pertama. [ROBS]
Ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yg timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya/pekerjaan yang terbatas atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi. [SUPS]
Konflik adalah situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
Konflik adalah sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.

PENYEBAB KONFLIK

Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1.     Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2.     Hambatan komunikasi
3.     Tekanan waktu
4.     Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5.     Pertikaian antar pribadi
6.     Perbedaan status
7.     Harapan yang tidak terwujud



KATEGORI KONFLIK

1.     konflik intrapersonal
2.     konflik interpersonal
3.     Konflik interkelompok
4.     Konflik antar kelompok

PROSES KONFLIK

Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh :
·       Komunikasi
Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
·       Struktur
Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi
·       Variabel Pribadi
Ketidaksukaan pribadi atas individu lain

Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya konflik yang menciptakan peluang terjadinya konflik.
Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.

Tahap III Maksud
Keputusan untuk bertindak dgn cara tertentu
a.      Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tsb.
b.     Kolaborasi : situasi yang di dalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak.
c.      Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
d.     Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik untuk memperlakukan kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
e.      Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing-masing pihak yang berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.

Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak-pihak yg berkonflik.

Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau Konflik Disfungsional.

STRATEGI
1.     Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2.     Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3.     Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.     Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.     Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
1.     Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
2.     Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGENDALIKAN KONFLIK
Berkaitan dengan dunia organisasi, konflikpun kerap kali terjadi misalnya saja konflik antara pemimpin dengan yang dipimpinnya atau antara kelompok kerja yang satu dengan yang lain. Konflik terjadi disebabkan oleh berbedanya kepribadian, kepentingan, latar belakang sosial, budaya, agama dan sebagainya antara masing-masimg indivdu dalam organisasi tersebut. Konflik tidak bisa dicegah melainkan hanya bisa dikendalikan, dikelola, bahkan disinergikan menjadi sesuatu yang sangat dinamis dan harmonis. Dan ini adalah tugas dari seorang pemimpin.dalam kepemimpinannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seorang pemimpin adalah dapat dinilai dari bagaimana ia mampu mengendalikan dan mengelola konflik begitu juga sebaliknya.
Komponen konflik
Secara umum konflik terbagi atas tiga jenis seperti:
a.      Kepentingan (interest), yaitu sesuatu yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan seuatu
b.     Emosi (emotion), yaitu sesuatu yang sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia seperti marah, benci, takut, dan lain-lain
c.      Nilai ( values ), yaitu komponen konflik yang paling susah untuk dipecahkan sebab nilai merupakan hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata.
Sumber konflik
Sumber-sumber konflik dapat dibagi menjadi lima, seperti:
a.      Biososial, pakar manajemen menempatkan frustasi-agresi sebagai sumber konflik. Berdasarkan pendekatan ini, frustasi sering menghasilkan agresi yang mengarah pada terjadinya konflik
b.     Kepribadian dan Interaksi, termasuk di dalamnya adalah kepribadian yang abrasive (suka menghasut), gangguan psikologi, kemiskinan, keterampilan interpersional, kejengkelan, persaingan (rivalitas), perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan
c.      Struktural, konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat seperti yang disulut oleh kekuasaan, status, dan kelas sosial
d.     Budaya dan Ideologi, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari perbedaan politik, sosial, agama, dan budaya
e.      Konvergensi (gabungan), dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.
Proses pengendalian konflik
Proses ini bermula dari persepsi konflik itu sendiri, apa komponennya dan dari mana sumbernya, kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, imtervensi, pemilihan strategi dan implementasi, serta evaluasi dampak yang ditimbulkan dari konflik tersebut.
Cara-cara mengendalikan konflik
Dalam mengendalikan konflik, cara-cara yang dapat dipakai adalah:
a.      Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya tentang kondisi-kondisi penting yang diinginkan
b.     Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan memberikan argumentasi yang kuat mengenai posisi tersebut
c.      Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok dalam pengambilan keputusan atau memecahkan masalah secara efektif.
Selain cara-cara yang disebutkan di atas ada beberapa cara lagi untuk mengendalikan dan mengatasi konflik menurut Nader dan Todd dalam salah satu bukunya The Diputing Process Law in Teen Societies, yaitu:
a.      Bersabar (Lumping), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap untuk mengabaikan konflik begitu saja atau dengan kata lain isu-isu dalam konflik tersebut mudah untuk diabaikan meskipun hubungan dengan orang yang berkonflik itu berlanjut
b.     Penghindaran (Avoidance), yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkannya
c.      Kekerasan / Paksaan (Coercian), yaitu tindakan yang diambil dalam mengatasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan membahayakan
d.     Negosiasi (Negotiation), yaitu tndakan yang menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkonflik secara bersama-sama tanpa melibatkan pihak keluarga
e.      Konsiliasi (Conciliation), yaitu tindakan yang membawa semua yang berkonflik ke meja perundingan
f.      Mediasi (Mediation), yaitu cara mengendalkan konflik dengan cara pihak-pihak yang berkonflik tersebut menyerahkan penyelesaiannya kepada pihak ketiga
g.     Arbitrasi (Arbitration), yaitu kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hukum dan mereka sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya
h.     Peradilan (Adjudication), yaitu tindakan yang merujuk pada intervensi phak ketiga yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah pihak-pihak yang berkonflik itu menginginkan atau tidak.




DAFTAR PUSTAKA

Kamal, “Kepemimpinan dalam Organisasi,” dalam http://nda-kamal.blogspot.com/html. (21 Nopember 2009).
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007).
Roman, “Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Putusan,” dalam http://one.indoskripsi.com. (21 November 2009).

9 komentar:

  1. diaisma 5 : mau bertanya...
    tolong jelaskan hambatan* yang ada dalam penyelesaian konflik ???

    BalasHapus
  2. dewi pur 5 :bertanya...
    bagaimana suatu konflik itu terjadi ??
    bagaimana seorang pemimpin menyelesaikan konflik trsebut ??

    BalasHapus
  3. arifatul f kel 3
    bagaimana mencegah terjadinya konflik???menurut anda!!

    BalasHapus
  4. eko septiani kel 6
    coba jelaskan fktor2 apa saja yang bisa menyebabkan konflik itu muncul?????????????

    BalasHapus
  5. dwi teguh kel 6: mau tanya, jelaskan kategori konflik dan berikan contohnya ??????????

    BalasHapus
  6. saya AHMAD KOHAR AL UZAKAR AZ ZAHRA dr klmpok 1, akan bertanya jika anda enjadi seorang peimpin dan dalam instansi yang anda pimpin terjadi konflik internal, bagai mana cara anda akan enyelesaikanna.??????????/

    BalasHapus
  7. ela fatmawati kel 6 : bertanya, strategi apa yang akan anda lakukan jika menemukan konflik antara perawat dan klien?? terima kasih

    BalasHapus
  8. saya dewi paramitasari dari kel 4 inggin menjawab pertanyaan dari afifatun kel 3 cara penyelesaian konflik ada 5 :
    1. menghindar
    2.mengakomodasi
    3.kompetisi
    4.kompromi atau negosiasi
    5.memecahkan masalah atau negosiasi

    BalasHapus
  9. Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari Dewi Purwanti. Konflik itu akan terjadi jika terdapat dua pendapat dari staff / pelaksana yang berbeda dan pendapat itu tidak dapat terselesaikan. Sebagai seorang pemimpin hendaknya kita menerapkan strategi penyelesaian konflik yang meliputi : menghindari masalah penyebab konflik yang sekiranya tidak terlalu penting ; memberi kesempatan kepada orang lain untuk menemukakan strategi pemecahan masalah ; kompetisi ; kompromi dan dilanjutkan dengan pemecahan masalah.

    BalasHapus